Yang terakam di dada air; itu aku,
di bawah langit terbentang,
pohon sebatang, pelindung terik mentari.
Saat dedaun gugur di dada air,
aku pecah seribu.
Dedaun yang dibawa arus; kurenung aku,
kala mendepani hidup,
keinginan kadang bukan satu pilihan,
cuma kenyataan yang perlu diakur
walau pernah diatur,
tawakal yang lahir,
dari ribut seorang aku.